Menu

Mode Gelap
Tolak Pertambangan Emas di Sinjai, legislator muda respon wacana Tambang Emas ‎Desakan DPP GPAM untuk Kapolri: Copot Kapolres Luwu Timur Rustan Pakki: Tambang Sinjai Harus Jadi Model Keberlanjutan — Saya Akan Memimpin Perlawanan dari Timur Jika Ada Perusakan ‎Aktivis Desak Polisi Ungkap Dalang di Balik Dugaan Penyelundupan Solar Ilegal dari Bulukumba Akhiri Musim Liga 1, PSM Makassar Menang dan Suporter Tuntut Transparansi Klub

News · 11 Okt 2022 WITA ·

Ketua DPRD Makassar Ajak Mahasiswa Berpikir Kritis Saat Kuliah Umum di Unhas


 Ketua DPRD Makassar Ajak Mahasiswa Berpikir Kritis Saat Kuliah Umum di Unhas Perbesar

Phinisice.id, MAKASSAR– Kuliah Umum di Unhas Ketua DPRD Makassar Rudianto Lallo memberikan kuliah umum kepada puluhan mahasiswa S1 dan S2 Fakultas Ilmu Politik (Fisip) Universitas Hasanuddin Makassar. Tema kuliah umum yang disampaikan “Peran Generasi Milenial dalam Mewujudkan Politik yang Cerdas”, Senin 10/10/2022, di Kampus unhas Makassar.

 

Kegiatan yang dilakukan oleh Bem Fisip UNHAS bekerjasama dengan UKM Prisma itu merupakan program rutin dengan menghadirkan tokoh politik untuk mendorong Mahasiswa tidak hanya menerima teori, tapi juga didorong mengetahui prakteknya.

 

Dalam kesempatan ini, Politisi NasDem itu mengajak kepada seluruh Mahasiswa Fisip Unhas turut serta dalam memberikan edukasi kepada seluruh masyarakat agar tidak anti politik. Tidak memilih diam ataupun golongan putih (golput) saat pemilihan dilaksanakan baik legislatif atau eksekutif.

 

“Tema Peran Generasi Milenial dalam Mewujudkan Politik yang Cerdas ini sangat bagus. Saat ini masih banyak masyarakat disekeliling kita anti politik, tidak ingin menyalurkan hak suaranya karena dianggapnya tak berpengaruh terhadapan kehidupannya,”kata Rudianto Lallo.

 

Olehnya itu Rudianto Lallo mendorong Mahasiswa mengedukasi, menyadarkan mereka agar jangan disaat terdapat kebijakan pemerintah yang dianggap menyengsarakan rakyat, memberatkan, barulah bersuara, padahal seyogyanga saat pemilihan berlangsung disitulah hak politik disalurkan memilih pemimpin yang benar-benar memperjuangkan aspirasi rakyat.

 

“Rakyat terkadang kurang memahami, bahwa seluruh aspek dalam bernegara ditentukan dalam politik. Jangan disaat resah, harga bahan bakar minyak, sembako melambung tinggi baru diprotes, itu sudah terlambat,”paparnya.

Baca Juga :  Silaturahmi Nasional, Deng Ical Bilang Permas Politik Praktis

 

Anak Rakyat tagline Rudianto Lallo menantang seluruh mahasiswa agar tidak hanya hebat dalam memahami terori politik. Menurut dia, semua terori yang didaptakan tidak ada artinya jika tidak bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

 

“paling tidak Mahasiswa menjadi contoh yang baik, menyalurkan hak pilihnya, dan mengajak sekiling untuk memilih pemimpin,”ujarnya.

Legislator dua periode itu juga menyampaikan problematika politik uang yang menjadi budaya dan mengakar pada setiap pemilihan. Saat ini, masyarakat cenderung memilik kandidat yang memiliki materi alias uang dibandingkan prestasinya, atau jejak pengabdiannya dimasyarakat.

 

“ini yang miris, mau jadi Wali Kota, Gubernur, yang di pertanyakan ada ji kah uangnya. Bukan dimana pengabdian sebelumnya, apa prestasinya apa kebijakannya yang menguntungkan rakyat. Problem uang ini sangat mencederai proses demokrasi, Disinilah peran adek-adek mahasiswa Sospol unhas mengedukasi. Memilih pemimpin yang dapat mengawal aspirasi rakyat,”ujar Rudianto Lallo.

 

Tak hanya itu, Alumni Fakultas Hukum Unhas itu juga menyampaikan perkembangan politik uang di masyarakat khusus di Pileg. Pada 2014 disebut siri na pacce, dalam artian tanpa uang tetap dipilih. Hal itu berubah drastis di pileg 2019, yaitu sibi napacce artinya ada uang kamu dipilih.

 

“Ini di 2024 mendatang pacemi punna sibi (Tidak bisa dipilih kalau cuma uang 100 ribu. Ini sangat membahayakan demokrasi, lagi-lagi mahasiswa harus mengedukasi masyarakat,” ajak Rudianto Lallo. Kuliah Umum di Unhas

Baca Juga :  9 cara meningkatkan penelitian kata kunci Anda

 

Ketua Dewan Pendidikan Makassar itu juga kawatir lembaga pemerintahan kedepannya diisi oleh yang tidak punya disiplin ilmu pemerintahan dan politik yang matang, karena dampak dari politik uang. Hal itu disebut dapat mengganggu stabilitas pemerintahan dan dapat mempengaruhi pendidikan. Sebab baik sebagai legislatif ataupun eksekutif diberikan amanah sebagai penyelenggara pemerintah.

 

“Mereka yang mengambil keputusan, jadi kalau keputusannya asal-asalan, maka semuanya bisa berdampak buruk, jadi jika adek-asek cuek, tidak mau terjun langsung ke dunia politik, siapa lagi yang mau diharapkan,”ucap Rudianto Lallo.

 

Sementara itu dekan Fisip Unhas, Dr Phil Sukri mengatakan untuk menjadi pemilih yang cerdas, tidak boleh berdiri sendiri, harus disertai dengan adanya lembaga / instutusi yang berintegritas.

 

” adanya pemilih cerdas tidak lepas dari integritasnya lembaga pemilu. penyelenggara yang baik maka demokrasi yang kita nantikan, aman, adil, makmur terwujud,”ujarnya, (Aco/**).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Artikel ini telah dibaca 38 kali

Baca Lainnya

Defisit Anggaran dan Maraknya Rokok Ilegal di Sulsel.

5 Juli 2025 - 11:17 WITA

PBSI Maros gelar Turnamen Bulutangkis tingkat Veteran hingga Pelajar

2 Juli 2025 - 22:55 WITA

Hari Bhayangkara Ke-79: Gerakan Poros Muda Sulsel Harap Polri Fokus Pulihkan Kepercayaan Publik

1 Juli 2025 - 13:40 WITA

47 PLTS Diresmikan Presiden, 5.383 Rumah Tangga di Wilayah 3T Kini Nikmati Listrik Bersih

28 Juni 2025 - 12:15 WITA

Atasi Anjal dan Gepeng, Kadinsos Makassar: Pentingnya Kolaborasi dan Penegasan Tupoksi

26 Juni 2025 - 12:04 WITA

PLN Luncurkan Fitur Terbaru REC, Ini Kegunaannya!

26 Juni 2025 - 11:27 WITA

Trending di News