MAKASSAR – Himpunan Manajemen dan IKA Manajemen Universitas Muhammadiya, menggelar kegiatan diskusi publik bertajuk “Temu Rasa Pemuda Istimewa” di Warkop Bundu, Jalan Hertasning, Kota Makassar, Kamis, 3 Oktober 2024.
Kegiatan yang mengusung tema “Peran Aktif Pemuda dalam Peningkatan Ekonomi Kreatif” tersebut dihadiri beberapa narasumber dari berbagai latar belakang.
Kegiatan yang dimoderatori Muhammad Taslim S.P tersebut menghadirkan narasumber, masing-masing Ilham Ari Fauzi Amir Uskara (Direktur PT.Dirga Marga Sakti), dr.Udin Shaputra Malik (Anggota DPRD Makassar), Muhammad Ishak S.E.M.AP (Akademisi), dan Wahyu (aktivis).
Dalam kesempatan itu, Ilham Fauzi Amir Uskara, yang saat ini dikenal sebagai salah satu kandidat Pilwalkot Makassar 2024 (nomor urut 3), memberikan pandangannya bagaimana agar pemuda bisa berperan aktif dalam meningkatkan ekonomi kreatif.
Pengusaha muda berusia 25 tahun ini mengungkapkan, untuk menumbuh-kembangkan ekonomi kreatif, peran pemuda sangat diperlukan. Apalagi di era Society 5.0 saat ini.
“Kita sekarang berada di era Society 5.0 yang punya visi masa depan menawarkan peluang besar bagi kemajuan masyarakat melalui integrasi teknologi canggih. Dan yang paling diandalkan itu adalah intelektual pemuda yang paham akan teknologi dengan segala kreativitasnya,” ungkap Ilham Fauzi.
Menurut Ilham yang lebih akrab disapa Daeng Tayang, pemuda di era Society 5.0 memiliki banyak cara konkret untuk berkontribusi dalam ekonomi kreatif.
“Kuncinya adalah memanfaatkan teknologi, berinovasi, dan tidak takut untuk menciptakan sesuatu yang baru dan unik. Melalui penguasaan teknologi digital, kolaborasi, dan pemanfaatan platform digital, pemuda dapat memainkan peran besar dalam perkembangan ekonomi kreatif dan masyarakat yang lebih maju,” jelas Daeng Tayang.
Lulusan Universitas Indonesia ini menambahkan, meskipun Society 5.0 menawarkan banyak peluang, namun ada juga tantangan besar yang harus dihadapi. Seperti masalah literasi teknologi, ketimpangan akses terhadap teknologi, dan risiko keamanan siber.
“Untuk itu kita harus mendorong pemerintah membuat regulasi untuk memastikan Society 5.0 dapat terwujud secara adil dengan membangun infrastruktur teknologi yang inklusif serta memberikan pendidikan yang mendukung literasi digital,” harapnya.
Tidak hanya dalam aspek ekonomi tradisional dan sosial, Society 5.0 juga membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi kreatif, sektor yang berfokus pada kreativitas, inovasi, dan pemanfaatan intelektual sebagai sumber ekonomi.
“Jadi ada beberapa contoh sektor ekonomi kreatif antara lain industri film, musik, desain, fashion, game, kuliner, hingga seni rupa digital. Dengan adanya Society 5.0, teknologi akan mempercepat pengembangan sektor ini melalui digitalisasi dan inovasi berbasis teknologi. Saya berharap, pemuda Makassar bisa segera mengambil peran penting di era ini. Gunakan intelektual dan salurkan kreativitas,” paparanya.
“Dan yang paling penting juga, jangan berharap pemodal yang datangiki baru kita mau bergerak. Tapi bergerak dulu dengan segala kreativitas yang kita miliki supaya pemodal mau lirik ki. Gunakan fasilitas yang kita punya dulu. Banyak kok konten kreator yang memulai dari keterbatasan fasilitas sampai bisa sukses. Intinya kemauan dan konsistensi,” tutupnya.
Sementara, Anggota DPRD Makassar, dr.Udin Shaputra Malik, yang juga sebagai narasumber dalam kegiatan ini, ikut mendorong generasi muda agar bisa melihat dan menjemput peluang dengan segala kreativitas.
“Jadi pemerintah juga memberikan perhatian serius terhadap potensi pemuda dalam ekonomi kreatif. Yakni melalui berbagai program dan pelatihan. Pemuda harus didorong untuk terus mengembangkan kreativitas mereka. Salah satu contohnya adalah program Creative Economy Hub yang memberikan fasilitas dan pendampingan bagi pelaku industri kreatif muda untuk dapat mengembangkan bisnis,” jelas dr Udin.
Kata Legislator Makassar ini, dengan kreativitas, inovasi, serta penguasaan teknologi yang dimiliki, generasi muda menjadi ujung tombak dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif.(*)