MAKASSAR– Sejumlah warga dan pengendara di Jalan Metro Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mulai mengeluhkan dampak buruk proyek reklamasi.
Salah satu keluhan utama adalah banyaknya debu yang beterbangan, yang dirasakan mengganggu pernapasan dan penglihatan mereka.
Menurut warga, debu yang dihasilkan dari pekerjaan penimbunan itu, sering kali terbawa angin hingga menganggu jarak pandang dan pernapasan para pengendara yang melintas.
“Debunya itu banyak sekali biasa. Apalagi kalau sekitar 10 truk bawa timbunan debunya bikin susah melihat, bikin sesak juga. Itu sepanjang hari itu,” kata salah satu pengendara Amin yang ditemui awak media.
Tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan, warga juga menyatakan bahwa mereka kerap kesulitan menjalankan aktivitas sehari-hari.
“Setiap kali keluar rumah, mata terasa perih karena debu. Kadang-kadang, pandangan menjadi kabur, rawan ini ketika berkendara,” ucapnya.
Beberapa warga berharap agar proyek ini dapat lebih memperhatikan dampak lingkungan, terutama terkait debu yang dihasilkan.
Sementara, pengendara lainnya yakni Sayuti juga mengungkapkan bahwa perlu kirinya pihak berwenang melakukan pengecekan terhadap izin proyek reklamasi tersebut.
“Kayak bebas sekali menimbun ini proyek, tidak tau siapa punya. Karena hampir 24 jam truk yang bawa timbunan keluar masuk. Jangan sampai ini tidak ada izinnya,” kata Sayuti.
Para ahli kesehatan mengingatkan bahwa paparan debu dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat asma atau masalah pernapasan lainnya.
Oleh karena itu, penting bagi pihak terkait untuk segera mengambil tindakan pencegahan agar proyek reklamasi tidak berdampak langsung kepada masyarakat.
Dengan keluhan yang terus meningkat, warga berharap ada solusi konkret yang segera diterapkan demi menjaga kesehatan dan kenyamanan mereka selama proyek reklamasi ini berlangsung.