Menu

Mode Gelap
POLRES BULUKUMBA TAK BERNYALI MENYENTUH OTAK PENDIRI ARENA SABUNG AYAM DI KEC KAJANG Mobil Mewah Diduga Milik Wakil Bupati Bulukumba Pakai Plat ‘Bodong’, Tunggak Pajak Komisaris PHINOVA MEDIA NETWORKS Resmi Menikah, Momen Bahagia Penuh Keakraban dan Kehangatan Kejaksaan Sita Dokumen Dinas Pendidikan Bulukumba, KKMB Unismuh Tegaskan Akan Kawal Hingga Penetapan Tersangka UMKM Diposisikan Sebagai Pilar Program Gizi Nasional BGN

News · 24 Okt 2024 WITA ·

Mutasi Besar-besaran Jelang Pilkada dan Pungutan Wajib Hari Guru: PGRI dan Kadisdik Barru Dituding Tutup Mata


 Mutasi Besar-besaran Jelang Pilkada dan Pungutan Wajib Hari Guru: PGRI dan Kadisdik Barru Dituding Tutup Mata Perbesar


Barru, 24 Oktober 2024 – Menjelang Pilkada Barru 2024, para guru dan tenaga kependidikan di Kabupaten Barru menghadapi tekanan berat dari dua masalah utama: mutasi besar-besaran yang beraroma politis dan pungutan wajib yang dibebankan untuk perayaan Hari Guru Nasional (HGN). Kondisi ini semakin memperburuk suasana di kalangan pendidik, yang merasa diabaikan oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Barru. Tagar #SaveTenagaPengajarBarru mulai digaungkan di media sosial sebagai bentuk protes atas situasi yang semakin tidak kondusif.

Mutasi Besar-besaran Beraroma Politis

Hanya beberapa minggu sebelum Pilkada, terjadi gelombang mutasi besar-besaran di kalangan pegawai negeri sipil (PNS) Barru, termasuk guru dan tenaga kependidikan. Mutasi ini diduga kuat terkait dengan strategi politik tertentu. Guru-guru yang selama ini dikenal netral mendadak dipindahkan secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Kondisi ini menimbulkan keresahan besar, terlebih karena mutasi terjadi pada masa penting di mana konsentrasi mereka seharusnya tertuju pada kegiatan belajar mengajar.

Alih-alih bertindak tegas, PGRI Barru malah dianggap bungkam. Organisasi yang seharusnya melindungi kepentingan para guru justru dinilai pasif dalam menghadapi keresahan ini. Sementara itu, Kadisdik Barru yang memiliki otoritas penuh terhadap kebijakan pendidikan di daerah, juga belum menunjukkan langkah tegas untuk menghentikan mutasi yang memecah fokus para guru.

Pungutan Wajib untuk Hari Guru Nasional

Baca Juga :  Dugaan Penyalahgunaan Wewenang, Bupati Barru Kumpulkan Ketua RT/RW untuk Menangkan Pasangan Dokter Ulfah & MHG

Selain tekanan mutasi, para guru juga dihadapkan pada pungutan wajib yang semakin berat menjelang peringatan Hari Guru Nasional di Kabupaten Barru. Setiap guru ASN dan PPPK diwajibkan menyumbang sebesar Rp150.000 per orang. Tak hanya itu, pungutan-pungutan lain untuk kegiatan seperti Maulid dan PRAMUKA juga dibebankan, dengan jumlah yang bervariasi.

Praktik pungutan semacam ini sudah berlangsung selama empat tahun terakhir, dan semakin terasa berat di saat situasi ekonomi belum sepenuhnya pulih. “Kami dipaksa menyumbang untuk kegiatan-kegiatan yang sebenarnya tidak relevan dengan pendidikan. Ini benar-benar membebani,” ujar seorang guru. Lebih parahnya, dugaan politisasi juga mencuat, dengan anggapan bahwa kegiatan ini digunakan sebagai alat untuk menggiring dukungan kepada salah satu calon Bupati.

Politisasi dalam Kegiatan Pendidikan

Kekhawatiran terbesar para guru adalah bahwa pungutan-pungutan ini tidak hanya membebani secara finansial, tetapi juga menjadi instrumen politisasi di balik kegiatan pendidikan. Beberapa kegiatan yang seharusnya murni untuk pendidikan dan pembinaan justru dituduh sebagai cara untuk memanfaatkan tenaga pendidik dalam mendukung kampanye salah satu pasangan calon di Pilkada Barru.

Para guru dan tenaga kependidikan kini mendesak agar ada tindakan tegas dari PGRI dan Kadisdik Barru untuk menghentikan praktik mutasi dan pungutan ini. Mereka menginginkan agar dunia pendidikan di Barru kembali menjadi tempat yang netral, tidak terjebak dalam dinamika politik.

Baca Juga :  10 Polisi di Sulsel Dipecat, Kasus Pidana dan Disersi

“Kami hanya ingin fokus mendidik tanpa campur tangan politik. Pungutan dan mutasi ini membuat kami tertekan,” ungkap seorang guru yang enggan disebut namanya, menekankan betapa beratnya tekanan yang mereka rasakan saat ini.

Hingga berita ini diterbitkan, PGRI dan Kadisdik Barru belum memberikan tanggapan resmi terkait tuntutan para guru.

#SaveTenagaPengajarBarru: Gerakan untuk Keadilan Guru

Tagar #SaveTenagaPengajarBarru kini ramai digunakan di media sosial sebagai bentuk solidaritas terhadap guru-guru yang merasa terpinggirkan dan tertekan oleh kebijakan mutasi dan pungutan ini. Masyarakat berharap PGRI dan Kadisdik Barru segera bertindak untuk menuntaskan permasalahan yang menghantui tenaga pengajar di Barru.

Artikel ini telah dibaca 938 kali

Baca Lainnya

Mahasiswa Kritik Respons Kilat Pemerintah dalam Sengketa Lahan Elite, Rakyat Kecil Justru Terabaikan

7 November 2025 - 12:40 WITA

Mobil Mewah Diduga Milik Wakil Bupati Bulukumba Pakai Plat ‘Bodong’, Tunggak Pajak

24 Oktober 2025 - 03:05 WITA

Komisaris PHINOVA MEDIA NETWORKS Resmi Menikah, Momen Bahagia Penuh Keakraban dan Kehangatan

18 Oktober 2025 - 21:03 WITA

Gerakan Poros Muda Sulsel Konsisten Desak Bea Cukai dan Polda Sul-Sel Usut Mafia Rokok Ilegal

18 Oktober 2025 - 20:18 WITA

UMKM Diposisikan Sebagai Pilar Program Gizi Nasional BGN

9 September 2025 - 00:06 WITA

BGN Ajak UMKM Sulsel Bersinergi Wujudkan Program Bergizi Gratis

9 September 2025 - 00:01 WITA

Trending di News
dv188
dv188
dv188
dv188
dv188
dv188
dv188
dv188
dv188
slot gacor
slot gacor maxwin
situs slot gacor
slot gacor hari ini
link slot gacor
https://jurnal-dev.polbangtan-bogor.ac.id/
slot gacor
slot gacor maxwin
situs slot gacor
slot gacor hari ini
link slot gacor
https://jurnal-dev.polbangtan-bogor.ac.id/doc/
slot gacor
slot gacor maxwin
situs slot gacor
slot gacor hari ini
link slot gacor
https://polbangtan-bogor.ac.id/
slot gacor
slot gacor maxwin
situs slot gacor
slot gacor hari ini
link slot gacor
https://polbangtan-bogor.ac.id/doc/
slot gacor
slot gacor maxwin
situs slot gacor
slot gacor hari ini
link slot gacor
https://polbangtan-bogor.ac.id/apps/