MAKASSAR– Asap tebal dan teriakan histeris mengguncang kawasan padat penduduk di Kampung Kokoa, Jalan Sabutung, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, pada Kamis pagi (12/6/2025).
Dua rumah semi permanen hangus terbakar, menyisakan duka mendalam bagi warga sekitar.
Peristiwa tragis itu menelan dua korban jiwa, seorang nenek bernama Suparti (56) dan cucunya Madinah (2), yang ditemukan dalam kondisi tak bernyawa usai terjebak di dalam kobaran api.
Kebakaran dilaporkan terjadi sekitar pukul 10.45 WITA. Suasana yang awalnya tenang mendadak berubah menjadi kepanikan.
Warga setempat, Rajuddin, menjadi salah satu saksi awal yang melihat asap mengepul dari rumah Suparti.
“Saya lihat asap tebal keluar dari rumah Bu Suparti. Saya langsung teriak minta tolong warga untuk bantu padamkan, tapi api cepat sekali membesar,” ujar Rajuddin.
Karena bangunan yang mayoritas berbahan kayu dan mudah terbakar, api langsung menjalar ke rumah di sebelahnya.
Upaya warga memadamkan api dengan alat seadanya tidak membuahkan hasil.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Makassar, Hasanuddin, menjelaskan bahwa pihaknya mengerahkan 16 armada rescue dan 50 personel ke lokasi kejadian.
Namun, proses evakuasi korban sempat terhambat oleh puing-puing bangunan yang runtuh.
“Lokasinya padat dan sempit, jadi kami tambah personel. Proses pencarian cukup lama karena korban diduga sempat berusaha mencari tempat aman, tapi terjebak,” ungkap Hasanuddin.
Jenazah keduanya akhirnya ditemukan dan langsung dievakuasi ke RS Bhayangkara Makassar untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Pihak kepolisian juga telah memasang garis polisi di lokasi untuk penyelidikan lebih lanjut.
Berdasarkan keterangan sementara warga, api pertama kali muncul dari rumah Suparti. Namun, penyebab pasti masih dalam proses penyelidikan.
Kampung Kokoa dikenal sebagai kawasan padat penduduk dengan rumah-rumah berdempetan.
Tragedi ini menjadi pengingat betapa rentannya lingkungan semacam itu terhadap bahaya kebakaran.
Hingga berita ini diturunkan, suasana duka masih menyelimuti keluarga korban.
Warga bergotong-royong membersihkan puing-puing dan memberikan bantuan semampunya.