Sinjai, — Isu tambang di Kabupaten Sinjai terus menjadi perbincangan hangat. Di tengah berbagai suara penolakan dan dukungan, muncul sikap yang lebih berimbang dari aktivis lingkungan hidup asal Sulawesi Selatan, Rustam Pakki.
Mantan Panglima INSTING Universitas Negeri Makassar ini menyatakan dukungan terhadap tambang, namun dengan catatan yang tegas dan tajam: tambang harus dijalankan dengan prinsip keadilan ekologis.
“Saya tidak mendukung tambang yang rakus dan merusak, tetapi saya mendukung tambang yang adil, yang dikelola dengan transparan, berpihak pada masyarakat, dan taat pada aturan lingkungan,” tegas Rustam dalam diskusi terbuka di salah satu kafe diskusi pemuda di Sinjai Timur.
Menurut Rustam, pertambangan bukan sekadar soal eksploitasi, tetapi soal bagaimana sumber daya dikelola untuk kepentingan bersama. Ia menilai narasi penolakan total kerap gagal menjawab kebutuhan ekonomi warga dan membuka ruang dialog.
Namun, Rustam juga memberi peringatan keras. “Kalau tambang ini keluar dari jalur, merusak ruang hidup masyarakat, melanggar AMDAL, dan menindas rakyat kecil, maka saya sendiri yang akan memimpin perlawanan dari timur. Kami tidak akan diam. Perlawanan itu bukan sekadar turun ke jalan, tapi membangun kesadaran rakyat, membentuk aliansi akar rumput, dan menolak eksploitasi yang tak beretika,” ujarnya lantang.
Rustam bahkan telah merancang inisiatif pembentukan Komite Pemantau Independen yang melibatkan akademisi, tokoh agama, pemuda, dan warga terdampak sebagai bagian dari mekanisme kontrol sosial terhadap aktivitas tambang.
“Saya ingin tambang di Sinjai jadi model. Bukan hanya untuk Sulawesi Selatan, tapi untuk Indonesia. Kalau gagal, kita lawan. Kalau berhasil, kita kawal,” tambahnya.
Rustam menekankan bahwa era aktivisme yang hanya berteriak tanpa strategi sudah usang. Kini saatnya rakyat memimpin narasi — bukan sekadar menolak, tapi membangun sistem alternatif dan menunjukkan bahwa keberlanjutan dan kesejahteraan rakyat bisa berjalan seiring.
Dengan pernyataannya ini, Rustam menegaskan posisi unik: mendukung tambang dengan syarat ketat, dan siap memimpin gelombang perlawanan jika terjadi penyimpangan. Dari timur, suara perlawanan akan lahir — tidak destruktif, tetapi penuh kesadaran dan kekuatan moral rakyat.
Cek Berita dan Artikel yang lain Ikuti saluran PHINISICE SULSEL di [ WhatsApp]