MAKASSAR- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jendral Listyo Sigit Prabowo kembali melakukan mutasi besar-besaran di jajaran Perwira Tinggi (Pati) Polri.
Dalam surat telegram itu, nama Irjen Pol Andi Rian R Djajadi yang menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Selatan (Sulsel) muncul.
Posisinya bakal digantikan oleh Irjen Pol Yudhiawan Wibisono yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Utara (Sulut).
Mutasi itu tertuang dalam nomor ST/2098/IX/KEP/2024. Dalam surat telegram itu Irjen Pol Andi Rian R Djajadi dimutasi sebagai Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel).
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Didik Supranoto membenarkan perihal surat telegram tersebut. Kata dia, mutasi itu merupakan hal biasa guna penyegaran institusi.
“Benar (ada mutasi), bapak Irjen Andi Rian pindah ke Sumsel, Irjen Yudhiawan masuk Sulsel,” ujar Didik dikonfirmasi awak media, Minggu (22/9/2024).
Sekedar diketahui, Irjen Pol Andi Rian R Djajadi menjabat sebagai Kapolda Sulsel sejak Desember 2023 lalu. Dia mengemban amanah jabatan Kapolda Sulsel dalam kurun waktu sekitar 9 bulan lamanya.
Irjen Pol Andi Rian R Djajadi diketahui telah menangani banyak kasus kriminal yang membuat karirnya terus melejit saat menjabat Wadirtipidum Bareskrim Polri tahun 2020, lalu dimutasi menjadi Karokorwas PPNS Bareskrim Polri.
Saat di Bareskrim Polri inilah lulusan Akpol 1991 itu pernah ikut menangani kasus pembunuhan berencana yang diotaki Ferdy Sambo. Ia terlibat dalam tim penyidik yang dibentuk oleh Kapolri dan dipimpin oleh Wakapolri Komjen Gatot Pramono.
Sebelum surat mutasi itu keluar, sempat beredar isu terkait mutasi terhadap Irjen Pol Andi Rian R Djajadi. Namun seiring kabar itu beredar jendral polisi bintang dua itu hanya menganggapi dengan santai.
Hal tersebut dikatakan Irjen Pol Andi Rian R Djajadi saat menjadi pembicara dalam acara ‘Bincang Pilkada Damai di salah satu Cafe, di Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulsel, pada Kamis (19/9/2024).
Menurut putra asli Sulsel itu, jabatan bukanlah hal yang paling penting dalam menjalani hidup. Dia bilang, makna kehidupan ialah bisa tetap membantu orang lain dan tidak mengharapkan pamrih.
“Kemudian, kalau dikatakan masalah pindah, jabatan. Jabatan inikan bukan abadi seumur hidup,” ucap Mantan Kapolda Kalsel ini.
Bagi seorang pejabat, kata Andi Rian, mutasi adalah hal biasa, seakan pergantian musim yang datang tanpa bisa ditolak.
“Setiap saat begitu seorang pejabat dilantik pada hari itu juga sudah siap untuk diganti. Saya sendiri mungkin bisa dilihat dari riwayat jabatan saya yang sudah puluhan jabatan yang saya lalui, ya memang pejabat polri setiap saat berpindah,” tukasnya.
Dalam perjalanannya yang telah menapak selama 33 tahun di Kepolisian, ia mengisahkan bagaimana jabatan datang dan pergi dalam hidupnya, seperti gelombang yang tak henti menghampiri pantai.
“Apalagi saya sebagai perwira tinggi polri sudah 33 tahun bertugas di Polri. Sudah cukup banyak jabatan yang saya lewati dan bahkan pernah ada jabatan yang saya diberikan amanah yang hanya dua bulan di Polda Kalbar tahun 2016,” terangnya.
Dalam pengalamannya, Irjen Pol Andi juga sempat harus menjalani pendidikan selama lima bulan, setelah menjabat selama 55 hari di Polda Kalbar.
“Tetapi itu bukan karena sesuatu yang negatif, karena memang tuntutan institusi, dinamika organisasi dimana pada saat itu saya harus berangkat sekolah. Walaupun saya baru menjabat 55 hari karena perintahnya sekolah, ya saya berangkat,” jelasnya.
“Masuk pendidikan kurang lebih 5 bulan, kemudian saya mendapat jabatan setelah sekolah kurang lebih sekitar delapan bulan baru bertugas lagi di Polda satuan kewilayahan. Pada saat delapan bulan itu di Mabes Polri,” lanjutnya.
Menurutnya, mutasi atau perpindahan pejabat di Polri adalah hal yang lumrah dan wajar terjadi.